Nur Cahaya Allah..


Beberapa saat yang lalu saya membaca surat An-Nur, wktu membaca tafsiranya saya sempat terpegun dgan maksudya yang begitu indah, dan mmbuatkn hati ini tenaaang sgat.. Berangkat izin dariNya, saya tertarik mencari apa yg dimaksud dngan “CAHAYA ALLAH”

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya:
“Allah adalah Nur (cahaya) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya itu, adalah seperti lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita. Pelita itu didalam kaca, dan kaca itu bagaikan bintang yang cemerlang bercahaya-cahaya seperti mutiara. Yang dinyalakah dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu pohon Zaitun ; yang tidak tumbuh di timur maupun di barat. Yang minyaknya saja hampir-hampir cukup menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahayanya diatas cahaya (berlapis-lapis). Allah-lah yang menunjukki kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Surat An Nur ayat 35 mrupakan ayat yg begitu indah. Dlam tafsir Zilal, Sayyid Qutb menuangkan kata-kata ketakjubannya terhadap ayat tersebut, “teks ayat yg sangat menakjubkan ini, timbul bersama dengan cahaya yang tenang dan mencerahkan, sehingga tersebar ke seluruh alam,. Ia juga tersebar keseluruh perasaan dan anggota-anggota badan. Ia mengalir ke seluruh sisi dan aspek kehidupan. sehingga seluruh alam semesta bertasbih dalam lautan cahaya yang sangat terang. Bila seseorang yang sedang bingung dalam kesesatan berusaha mencarinya, pasti Dia akan memberi petunjuk. Dan, ketika orang bingung itu mndapatkan cahaya tersebut, pasti dia akan mnemukan Allah SWT, Tuhannya”
Suatu ketika Rasulallah bersabda: “Allah menciptakan manusia dalam keadaan kegelapan. Kemudian dia memercikkan kpada mereka sebagian cahayaNya (HR. Bukhari dan Tirmidzi)”
Maka dngan cahaya itulah dunia menjadi seperti hari ini. Pada setiap sisi kehidupan sesungguhnya ada cahayaNya. Udara, batu, hewan, langit, dan semua menjalankan fitrah kemakhlukannya karena cahaya Allah. Demikian pula 1 makhlukNya yang brnama manusia. Dngan cahayanya kita menjadi pribadi yg brkasihsayang, mencintaim mencari dn mengagungkan Allah SWT.
Rasulallah menuangkan kerinduannya kepada cahaya Allah SWT melalui doa beliau: “Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, didalam ucapanku cahaya, jadikanlah pda pendengaranku cahaya, jadikanlah pada penglihatanku cahaya, jadikanlah dari belakngku cahaya, dan dari depanku cahaya. Jadikanlah dari atasku cahaya. Dari bawahku cahaya. Ya Allah berikanlah kepadaku cahaya dan jadikanlah aku cahaya” (HR. Muslim dan Abu Daud)
Sesungguhnya hati yg jauh dari cahaya disebabkan oleh ketidakawasannya kepada jiwa, dimana ada celah kecil seperti suatu yang penyakit yang menyebar menjadi besar. Hawa Nafsu lambat laun dapat meredupkan cahaya Allah. Tabiat nafsu membawa kegembiraan dan kelezatan, sehingga membenarkan sikapnya dgan kesenangan duniawi yg diperoleh. Nafsu mmbuat manusia menjadi munafik dan melakukan kedzaliman, sehingga Allah menarik cahaya dari hatinya, “perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat”  (QS Al-Baqarah : 17).
Brbahagialah orang2 yg mendapatkan cahaya Allah SWT, mereka tergolong orang2 yg beruntung dunia akhirat. Denagan cahaya itu mmberikana ketaatan dan pengagungan kepada Allah. Merekapun selalu menemukan keberuntungan dan ketepatan dalam menentukan pilihan hidup. Allah menentramkan hatinya dengan cahayaNya. Kemudian cahaya itu dirasakana oleh orang-orang disekelilingnya sehingga semua memandang baik kpadanya, sedg Allah tetap ada dihatinya.
Cahaya  Allah adalah cahaya diatas cahaya.  Dari sekian jenis cahaya yang diciptaka Allah SWT dia muka bumi ini, hanya cahaya dzatnya yang terpercik di hati tiap2 manusia, mlebihi segalanya. niscaya dalam naungan cahaya itu mereka tidak butuh apapun. Cahay itu mereka gunaka untuk berjalan, untuk mensyukuri nikmat dan ridha atas segala ujian, dan kelak dengan cahaya itu pula mereka menemua Allah SWT. Wallahualam...

0 comments:

Post a Comment